Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Menjaga Jati Diri Bangsa di Negeri Seberang

Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) adalah sebuah institusi pendidikan yang menjadi simbol penting kehadiran dan komitmen Indonesia di luar negeri, khususnya di Sabah, Malaysia. Berdiri sejak tahun 2008, SIKK tidak hanya menjadi tempat belajar bagi anak-anak warga negara Indonesia (WNI) di Sabah. Tetapi juga menjadi pusat pembinaan karakter, budaya, dan nasionalisme bagi generasi muda Indonesia yang tumbuh di perantauan.

Latar Belakang dan Tujuan

Keberadaan SIKK dilatarbelakangi oleh tingginya jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan keluarganya yang bermukim di wilayah Sabah. Banyak anak-anak mereka tidak memiliki akses pendidikan formal akibat status keimigrasian yang tidak pasti. Dalam konteks itulah, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendirikan sekolah ini sebagai bentuk kepedulian terhadap pendidikan anak-anak bangsa, di mana pun mereka berada.

Tujuan utama SIKK adalah memberikan pendidikan formal berbasis kurikulum nasional Indonesia. Serta membina rasa cinta tanah air kepada siswa yang berada jauh dari kampung halaman. Sekolah ini juga berfungsi sebagai wadah diplomasi budaya dan soft power Indonesia di wilayah Malaysia Timur.

Kurikulum dan Sistem Pembelajaran

Sekolah Indonesia Kota Kinabalu menerapkan Kurikulum Merdeka seperti halnya sekolah-sekolah di Indonesia. Mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa mendapatkan pendidikan yang setara dengan di tanah air. Mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Pancasila, Sejarah Indonesia, dan Seni Budaya menjadi bagian penting dalam pembentukan identitas nasional siswa.

Selain pembelajaran akademik, SIKK juga mendorong berbagai kegiatan ekstrakurikuler, seperti Pramuka, seni tari dan musik tradisional, olahraga, serta kegiatan keagamaan. Semua itu bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa secara holistik.

Tantangan yang Dihadapi

Mengelola pendidikan bagi anak-anak migran tidaklah mudah. Tantangan terbesar SIKK terletak pada keterbatasan fasilitas, status legal para siswa, serta pendanaan operasional yang sangat tergantung pada dukungan pemerintah pusat. Selain itu, masih banyak anak Indonesia di Sabah yang belum bisa mengakses pendidikan karena tinggal di daerah terpencil atau tidak memiliki dokumen resmi.

Meski demikian, SIKK terus berusaha menjangkau mereka melalui program Community Learning Center (CLC), yakni pusat-pusat belajar satelit yang tersebar di berbagai daerah Sabah. Hingga kini, terdapat lebih dari 200 CLC yang terafiliasi dengan SIKK, yang menjadi garda depan dalam menyebarkan pendidikan dasar kepada ribuan anak Indonesia.

Peran Strategis dalam Hubungan Bilateral

SIKK juga memainkan peran strategis dalam hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Melalui pendekatan pendidikan dan budaya, sekolah ini menjadi jembatan diplomasi rakyat (people-to-people diplomacy) yang mempererat hubungan antara kedua negara. Kehadiran SIKK menunjukkan bahwa Indonesia tidak lepas tangan terhadap nasib warganya di luar negeri, dan mampu menjaga eksistensinya melalui cara yang damai dan konstruktif.

Baca juga: Mengenal Sekolah Gratis di Lampung Peluang Pendidikan

Sekolah Indonesia Kota Kinabalu bukan sekadar institusi pendidikan; ia adalah simbol harapan, jembatan budaya, dan benteng jati diri bangsa di negeri orang. Di tengah keterbatasan dan tantangan. SIKK tetap berdiri tegak dengan semangat “Mendidik di Perantauan, Menanamkan Cinta Tanah Air.”